Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas
Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma
merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar
Kepramukaan. Kode Kehormatan Pramuka merupakan Kode Etik anggota Gerakan
Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat sehari-hari yang
diterimanya dengan sukarela serta ditaati demi kehormatan dirinya.
Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan
Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya
yaitu:
- Kode
Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwi Satya dan Dwi Darma.
- Kode
Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Tri Satya
Pramuka Penggalang dan
Dasa Darma.
- Kode
Kehormatan Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas Tri Satya
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan Dasa Darma.
SATYA
Satya adalah :
- Janji
yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka
setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
- Tindakan
pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan
janji;
- Titik
tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi,
intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun
anggota masyarakat lingkungannya.
Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan
kelompok umur peserta didik, yaitu Dwi Satya dan Tri Satya”
Dwi Satya
Dwi Satya adalah satya yang digunakan khusus
untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Dwi Satya Pramuka Siaga
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengikuti tatakrama keluarga.
- setiap
hari berbuat kebajikan.
Tri Satya
Tri Satya merupakan janji dan tiga kode moral
yang digunakan dalam Gerakan Pramuka. Disebut tri satya karena mengandung tiga
butir utama yang menjadi panutan setiap Pramuka.
Setiap seorang Gerakan Pramuka akan dilantik
menuju ketingkatan yang lebih tinggi diwajibkan melaksanakan upacara dan ucap
ulang janji Tri satya
Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk
Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.
Trisatya untuk penggalang selengkapnya
berbunyi sebagai berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila
- Menolong
sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
- menepati
Dasa Darma
Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota
dewasa selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila
- Menolong
sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
- menepati
Dasa Darma
Darma
Darma adalah :
- Alat
proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti
luhur.
- Upaya
memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan,
menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup
dan menjadi anggota.
- Landasan
gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan
yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap
demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong
royong;
- Kode
Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral
disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban
anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan
kelompok umur peserta didik, yaitu Dwi Darma dan Dasa Darma”
Dwi Darma
Dwi Darma selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
Dwi Darma Pramuka Siaga
- Siaga
berbakti kepada ayah bundanya.
- Siaga
berani dan tidak putus asa.
Dasa Darma
Dasa Darma selengkapnya berbunyi sebagai
berikut:
Dasa Darma
Pramuka itu:
- Taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Cinta
alam dan kasih sayang sesama manusia.
- Patriot
yang sopan dan kesatria.
- Patuh
dan suka bermusyawarah.
- Rela
menolong dan tabah.
- Rajin,
terampil, dan gembira.
- Hemat,
cermat, dan bersahaja.
- Disiplin,
berani, dan setia.
- Bertanggungjawab
dan dapat dipercaya.
- Suci
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Penjelasan Dasa Darma :
Penjelasan masing-masing Darma
1. Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang
Mahaesa
Pendahuluan
Apa yang tercantum di dalam Trisatya
tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang terdapat dalam Dasadarma
pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa:
Di dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan
janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam hati atau dirinya sedangkan dalam
hati atau dirinya sedngkan yang ada di dalam Dasadarma pertama adalah
perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku ataupun sikapnya,
Atau dengan kaata lain yang ada di dalam
Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam batin dan yang terdapat di
dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang terdapat di dalam
Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekan
Pengertian
1.Takwa
- Pengertian
takwa adalah bermacam-macam, antara lain: bertahan, luhur, berbakti,
mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati,
terpelihara, dan lain-lain.
- Pada
hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama
dalam perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang
Mahaesa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan, perdamaian,
persatuan dan kesatuan baik didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup ini
hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Ynag Mahaesa,
yaitu:
o
Bertahan
terhadap godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari
dorongan hawa nafsu.
o
Taat
melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta
menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi
masyarakat serta seluruh umat manusia.
o
Mengembalikan,
menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan
penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang
kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi
segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta
memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain yang dianggap Maha agung
itu
2. Tuhan
Di sini kita dapat mencoba memahami
pengertian kita tentang Tuhan baaik berpangkal dari kemanusiaan yang antara
lain dianugerahi akal budi, maupun dari wahyu Tuhan sendiri yang terdapat dalam
kitab suci yang diturunkan kepada kita melalui para Nabi/ Rosul. Dari segi
kemanusiaan (akal budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang ada
dengan. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam alam
semesta (couse prima atau sebab pertama).
Karena itu, Dia tidak dapat disamakan atau
dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia mengatasi, melewati, dan menembus
segala-galanya.
- Dari
wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan kepada kita melalui firman atau
sabdaNya di dalam Kitab suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia adalah
pencipta Yang Maha Kuasa, Maha Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan menjadikan
alam semesta termasuk manusia tanpa mengambil suatu bahan atau menggunakan
alat. Hanya kaarena afirman-Nya, alam semesta ini menjadi ada. Yang semula
tidak ada menjadi ada, dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang
paling tinggi dan luhur. Dari yang tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan
berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu, kita dapat mengenal segala macam
sifat Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa yang terdapat di dalam alam
semesta ini, terutama dari wahyu Tuhan sendiri. Kita juga dapat memahami
kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak dapat membandingkan zat kodrat
sifat Ilahi dengan yang ada dalam ala mini. Hal ini juga termasuk dengan
sifat Tuhan Yang Mahaesa. Namun sebagai insane manusia, kita akan berusaha
memahami apa arti esa pada Tuhan itu.
- Esa=
satu/tunggal. Maksudnya bukanlah “satu” yang dapat dihitung. Satu yang
dapat dihitung adalah satu yang dapat dibagi atau disbanding-bandingkan.
Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah mutlak. Satu/tunggal yang tidak
dapat dibagi-bagi dan dibandingkan.
“Tiada Tuhan selain Allah”.
Berbicara tentang pengertian taakwa
kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat dipisahkan daari pengertian moral, budi
pekerti, dan akhlak.
Moral, budi pekerti atau akhlak adalah sikap
yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan manusia terhadap
Tuhan, terhadap sesamamanusia, sesame makhluk, dan terhadap diri sendir. Akhlak
terhadap Tuhan Yang Mahaesa meliputi cinta, takut, harap, syukur, taubat,
ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan. Akhlak terhadap
Tuhan Yang Mahaesa mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada Tuhan Yang
Mahaesa, dan berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak terhadap sesame manusia atau terhadap
masyarakat mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan baik antara sesame,
malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga menghargai, memberi maaf, memelihara
kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhalakterhadap sesame manusia mengandung unsur
hubungan kemanusia mengandung unsure hubungan kemanusiaan yang baik akhlak
terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup belas
kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya,
Akhlak terhadap sesame makhluk Tuhan
mengandung unsure peri kemanusiaan.
Akhlak terhadap diri sendiri meliputi:
memelihara harga diri, berani membela hak, rajin tanggungjawab, menjauhkan diri
dari takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki, loba, tamak,
lekas putus asa, dan sebagainya.
Akhlak terhadap diri sendiri mengandung
unsure budi pekerti yang luhur, berani mawas diri, dan mampu menyesuaikan diri.
Pelaksanaan
- Sesuai
dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan anak didik menjadi manusia
yang berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup
bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, maka sudahseharusnyalah iman
kepada Tuhan dari masing-masing anak didik itu diperdalama dan
diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu bellum cukup kalau hanya kita
berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada perwujudan kongkret dalam
tingkah lakkku kehidupan anak didik.
Maka, apa yang diimani dari agama dan
kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya yang nyata
dan dapat dirasakan oleh llingkungannya, karena itu akan terdapat
kepicangan apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran
tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan
dan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama
ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan
metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak
didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau metode dapaat berlainan, tetapi
tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya manusia Indonesia yang utuh dan
sempurna (Pancasilais).
Segala macam ketentuan moral/kebaikan yang
tersimpan dalamajaran agama (seperti tertera dalam darma-darma yang
berikut)seharusnyalah dikembangkan dalam sikap hidup anak didik. Darma-darma
itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret dari takwanya kepada Tuhan di
samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan lain.
Sebagai Contoh.
Sikap cinta dan kasih sayang, setia, patuh,
adil, jujur, suci,dan lain-lain adalah merupakan pengejawantahan dan perwujudan
dari ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit untuk mengatakan bahwa sebenarnya
tidak jujur orang mengarahkan dia itu takwa kepada Tuhan, tetapi dalamhidupnya
dia bertindak dan bersikap membenci, curang, tidak adil, dan sebagainya
terhadap sesamanya. Maka dari itu, dalam prakteknya, mengembangan ketakwaan
kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan mulai dari
bermain dampai kepada bekerja sama dan hidup bersama.
Dalam kegiatan permainan, kita sudah dapat
menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah. Kalau anak sudah
dibiasakan bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang
baik, berwatak luhur dan berkepribadian. Akhirnya, akan berguna bagi sesame
manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain didasarkan pada
takwanya kepada Tuhan. Contoh :
- Menuntun
anak untuk melaksanakan ibadah,
- Menyelenggarakan
peringatan-peringatan hari besar agama.
- Menghormati
orang beragama lain.
- Menyelenggarakan
cermah keagamaan.
- Menghormati
orang tua.
2. Darma kedua: Cinta alam dan kasih sayang
sesama manusia
a. Pengertian
Tuhan Yang Mahaesa telah menciptakan seluruh
alam semesta yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan
benda-benda alam.
Bumi, alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan
tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan manusia.Karena itu, sudah
selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun.
Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan
akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima inderia manusia patut
mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa.
Wajar dan pantaslah Pramuka, secara alamiah,
melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan),
kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta menjaga
kelestariannya.
Kelestarian benda alam, satwa, dan
tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai,
fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk
menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan
generasi mendatang.
Di samping itu, sebagai Negara kepulauan
pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang sekaligus memelihara kelestarian
sumber ala mini dengan menanggulangi pencemaran laut, perawatan hutan, hutan
bakau dan hutan payau, serta pengembangan budi daya laut menduduki tempat yang
penting pula.
Yang dimaksud dengan cinta dan kasih saying
apabila manusia dapat ikut merasakan suka dan derita alam sekitarnya khususnya
manusia. Kelompok-kelompok manusia ini merupakan bangsa-bangsa dari Negara yang
terdapat di dunia ini. Bila kita ingindan mau mengerti dan bergaul dengan
bangsa lain maka rasa kasih sayanglah yang dapat mendekatkan kita dengan siapa
pun. Dengan demikian, akan terciptalah perdamaian dan persahabatan antar
manusia maupun antar bangsa.
Khususnya sebagai seorang Pramuka menganggap
Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun dari bangsa lain sebagai saudaranya
kaarena masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai ketntuan moral. Pramuka
Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur
sudah sepantasnyalah jika ia berusaha meninggalkan watak yang dapat menjauhkan
ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan memiliki sifat-sifat yang penuh rasa
cinta dan kasih saying.
Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan
sila kedua dari Pancasila
b. Pelaksanaan dalam hidup sehari-hari.
- Membawa
peserta didik ke alam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal
berbagai jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara
tenaman di rumah masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk
mencapai tanda kecakapan khusus.
- Begitu
pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalakan peserta didik
dengan sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya.
Anjurkan juga memelihara dengan baik binatang yang mereka miliki.
- Kasih
sayang sesama manusia tidak lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia
sebagai makhluk terhadap keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada
Tuhan Yang Mahaesa wajib dihayati sepanjang hidup. Di samping itu,
perlu membangun watak utama antara lain, tidak mementingkan diri pribadi,
menghargai orang lain meskipun tidak sebangsa dan seagama. Demikian pula,
bersaudara dengan Pramuka sedunia.
- Siapa
pun yang kita kenal dan kita dekaaaaati lambaat-laun akan timbul rasa
cinta alam dan kasih saying sesama manusia. Rasa inilah yang dapat
menggugah rasa dekat dengan Alkhalik, karena tidak terhalang oleh rasa
benci, marah dan sifat-sifat yang tidak terpuji, dengan demikian, kita
menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
3. Darma Ketiga : Patriot yang
sopan dan ksatria
a. Pengertian
- Patriot
berarti putra tanah air, sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia,
seorang Pramuka adalah putra yang baik, berbakti, setia dan siap siaga
membela tanah airnya.
- Sopan
adalah tingkah laku yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang
sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat bukan pembenci dan selalu
disukai orang lain.
- Ksatria
adalah orang yang gagah berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti
kepahlawanan, sifat gagah berani dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung
makna keberanian, kejujuran, dan kepahlawanan.
- Seorang
Pramuka yang mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga Negara yang lain
mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya,
menjunjung tinggi martabat bangsanya.
- Darma
ini adlah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila ketiga.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
- Membiasakan
dan mendorong anggota Pramuka untuk:
o
menghormati
dan memahami serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu
kebangsaan Indonesia Raya.
o
mengenal
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotong-royong, rmah
tamah, religious, dan lain-lain.
o
Mencintai
bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia.
o
Mengerti,
menghayaati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
Mengenal
adapt-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.
Mengutamakan
kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan
membela yang lemah dan yang benar.
Membiasakan
diri berani mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar.
Menghormati
orng tua, guru dan pemimpin.
4. Darma keempaat: Patuh dan suka
bermusyawarah.
A. Pengertian
- Patuh
berarti setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan
ditentukan.
- Musyawarah
adalah laku utama seorang democrat yang menghormati pendapat orang lain.
Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau
sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang lain,
seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau
dalam bentuk-bentuk organisasi. Darma adalah tuntunan untuk mengamalkan
Pancasila keempat.
B. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
- Membiasakan
diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di
gugusdepan dan mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah
dan peratur perundang-undangan yang berlaku.
- Misalnya,
setia mengikuti latihan membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan
lain-lain.
- Belajar
mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang lain.
- Membiasakan
untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhaaatikan kepentingan orang
banyak
- Membiasakan
diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya
akan berkemah, widyawisata dan lain-lain.
5. Darma kelima: Rela menolong dan
tabah
a. Pengertian
- Rela
atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung
dan rugi (tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik
untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu. Dengan maksud, agar orang
yang ditolong itu dapat menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu
merampungkan masalah seta tantangan yang dihadapi.
- Tabah
atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui
bahwa menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak
mundur dan tidak ragu.
- Darma
ini adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila sila kelima.
b. Pelaksanaan dalam Hidup sehari-hari
- Membiasakan
diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta
- Membantu
menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.
- Memberi
tempat di tempat umum kepada orang tua dan wanita.
- Membiasakan
secara bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan
sehari-hari di rumah, dan dimasyarakat.
6. Darma keenam : Rajin, terampil,
dan gembira
a. Pengertian
Manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang
lain kaarena ia diciptakan mempunyai akal budi. Dengan demikian harus
mengmbangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar, Dengan perkataan lain,
ia menjalani proses kodrati dalam mendidik diri.
Lebih-lebih lagi, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi kewajiban
kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk selalu rajin
belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa tetap mengembangkan dirinya,
dan selalu tertib melaksanakan tugas.
Setiap manusia haarus beeerupaya untuk dapat
berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah
keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan
tepat dengan hasil yang baik.
Manusia itu hidup dan menghidupi dengan
mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk itu ia harus bekerja mencari
nafkah, dan bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama.
Banyak kesulitan, rintangan, dan hambatan
yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan motivasi yang
kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah manusia harus dapat
berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang.
Hal ini dapat dicapai bila manusia selalu
mencari hal-hal yang positip dan optimistis.
Sikap ppositip, optimis ini diperoleh dengan
laku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira. Kegembiraan adalah
perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan bahkan rasa
keberanian. Rajin, terampil, dan gembira perlu selalu diterapkan dalam setiap
usaha dan kegiatan.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-haari
1) Rajin
- 1.Biasakan
membaca buku yang baik.
- 2.Biasakan
untuk membuaat karya tulis.
- 3.Selenggarakan
diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
- 4.Tentukan
jadwal harian yang tetap untuk belajar.
- Belajar
selama dua jam sehari adalah layak.
- 5.Atur
kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan
Gerakan Pramuka.
- 6.Membiasakan
untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.
2) Bekerja
- Jelaskan
bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu
terdapat hal-hal yang baik dan berguna.
- Biasakan
bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
- Jangan
terlula cepat menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.
- Hargai
dan atonjolkan suatu prestasi kerja.
- Berikan
beban dan tugas yang terus berkembang.
- Berusaha
untuk bekerja dengan rencana.
- Bergembiralah
dalam tiap usaha.
- Selesaikan
setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
3) Terampil
- Pilihlah
suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
- Latih
terus-menerus.
- Jangan
cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu.
- Mintalah
tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.
- Jangan
menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan kemampuan yang ada.
7. Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan
bersahaja
a. Pengertian
1) Hemat
- Hemat
bukan berarti “kikir” tetapi lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka
melakukan dan mengunakan suatu secara tepat menurut kegunaannya.
- Secara
rohaniah, dapat berarti suatu usaha memerangi hawa nafsu manusia dari
keinginan berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain; (uang,
mendisiplinkan diri sendiri).
- Menghemat
bukan berarti a social tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi
kemungkinan usaha social ke pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan
sebagainya) yang lebih menguntungkan. Secara material, dapat berarti
memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan sehingga usaha tidak berguna
dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag lain.
2) Cermat
- Cermat
lebih berarti “ teliti” sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa
teliti baik terhadap dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya
dari laur dirinya sehingga ia senantiasa waspada.
- Hal
ini dapat dilakukan melalui proses berfikir, mengitung, dan
mempertimbangkan segala sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus
cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar dari kekeliruan dan
kesalahan.
- Ia
harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
3) Bersahaja
- Hal
ini lebih berarti, sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak
berlebih-lebihan sehingga dapat memberi kemungkinan penggambaran jiwa
untuk (penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan untuk hidup dengan apa
yang didapat secaara halal tanpa merugikan diri sendiri dan ornag lain. Ia
harus dapat menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan, Bersahaja juga
dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
- Menggunakan
waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan sebagainya.
- Tidak
ceroboh.
- Bertindak
dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak dirusakkan oleh
keinginan jahat dari luar.
- Sadar
akan dirinya sebagai suatu pribadi.
- Berpakaian
yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihan
- Meneliti
sahulu sebellllum berbuat sesuaatu agar terjadi ketepatan di dalam
pelaksanaannya.
- Penggunaan
listrik (siang hari dimatikan).
- pengguna
air tidak terbuang percuma.
- Memeriksa
pekerjaan sebellllum diserahkan kepada Pembina.
- Menggunakan
uang jajaan dengan hemat.
- Membiasakan
anak belanja kewarung dan pasar dengan teratur.
- Memberi
anak tanggung jawab untuk tugs di rumah dan lain=lain.
- Membiasakan
untuk menabung
- Bekerja
berdasarkan manfaat dan rencana
8. Darma kedelapan: Disiplin, berani
dan Setia
a. Pengertian
- Disiplin
dalam pengertian yang luas berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin dan
atau ketentuan dan peraturan.
- Dalam
pengertian yang lebih khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan
diri.
- Berani
adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu
masalah dan tantangan.
- Setia
berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan.
- Dengan
demikian, maka berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan
perintah, ketnetuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan,
seseorang harus berani berbuaaaat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang
lebih tinggi.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
- Berusaha
untuk
mengendalikan
dan mengatur diri (self disiplin).
- Mentaati
peraturan.
- Menjalani
ajaran dari ibadah agama,
- Belajaaar
untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
- Patuh
dengan pertimbangan dan keyakinan.
9. Darma kesembilan: Bertanggungjawab
dan dapat dipercaya
a. Pengertian dan Pelaksanaan dalan
Hidup sehari-hari.
- Yang
dimaksud dengan bertanggungjawab ialah:
Pramuka itu bertanggungjawab atas segala
sesuatu yang diperbuat baik atas perintah maupun tidak, terutama secara pribadi
bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa, masyarakat dan keluarga misalnya :
- Segala
sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
- Segala
sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh
rasa tanggungjawab.
- Pramuka
harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar
perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat
atau sulit dilaksanakannya,
- Seorang
Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan
yang dicari-cari,
Tujuannya adalah mendidik dan memasukkan
suaaatu tanggungjawab yang besar kepadanya.
- Yang
dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka itu dapat dipercaya, baik
perkataannya maupun perbuatannya.
Misalnya:
- Dapat
dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri,
terhadap anak didik dan terhadap orang lai n terutama yang menyangkut
uang, materi dan lain-lain.
- Pramuka
dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa
yang dikatakannya tidaklah suaaatu karangan yang dibuat-buat.
- Apabila
ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia
pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
- Dalam
kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya
bahwa ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada
orang yang tahu atau yang mengawasinya.
- Selalu
menepati waktu yang sudah ditentukan,
Tujuan adalah mendidik Pramuka menjadi oarnag
yang jujur dan yang dapat dipercaya akan segalati ngkah lakunya.
10. Darma kesepuluh : Suci dalam pikiran
Perkataan dan perbuatan
a. Pengertian
- Seorang
Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah
lakunya sudah mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan dan
perbuatan
- Suci
dalam pikiran berate bahwa Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan
sesuatu itu pada segi baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama
sekali pemikiran ke arah yang tidak baik.
- Suci
dalam perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur seerta
dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan oeng lain.
- Suci
dalam peerbuatan sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka
Pramuka itu harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk
kepentingan Negara, bangsa, agama dan keluarga.
- Dengan
selalu melakukan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci akan
menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa Pramuka sehingga
Pramuka itu memukan dirinya sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka
Antaranya: “…. Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur,
tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat keyakinan beragamanya…”
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
- Seorang
Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan
tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai
pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai
sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
- Seorang
Pramuka akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk
mengendalikan diri aterhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari
perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak percaayaan
orang lain.
- Seorang
Pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan
menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat.
- Setiap
Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa Pramuka
itu beragama bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi
keberagamaan Pramuka tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.
- Usaha
agar Pramuka itu satu dalam kata dan perbuatannya.